Tag Archives: Budi Karya Sumadi

Kolom Blog Adhi Ksp: Jakarta Great Sale, Mungkinkah Saingi Singapura?

Kolom Blog Adhi Ksp

Jakarta Great Sale, Mungkinkah Saingi Singapura?
HARI Jumat (27/6) malam lalu, saya iseng ke Hotel Grand Hyatt Jakarta di Jalan MH Thamrin. Awalnya saya tidak terlalu “ngeh” bahwa pada malam itu di Plaza Indonesia, akan ada Midnight Sale. Setelah kesulitan mencari parkir lebih dari 30 menit (teman saya lebih stres lagi, lebih dari satu jam, tetap tak dapat tempat parkir), barulah saya tersadar bahwa malam itu akan digelar Midnight Sale.
Saya ingat sepekan sebelumnya, di Senayan City, juga ada Midnight Sale selama empat malam. Gila. Banyak sekali orang yang berbelanja produk-produk berkelas dengan harga diskon.

Debenhams, ritel baru di bawah pengelolaan PT Mitra Adi Perkasa (MAP) ini menjual produk berkelas dengan harga diskon, seperti yang biasa dibeli banyak orang Indonesia bila sedang ke Singapura. Sukses Debenhams ini terulang lagi ketika ritel yang sama di Plaza Indonesia, menggelar Midnight Sale serupa pada 27 Juni lalu.

Pada malam itu, bukan hanya Plaza Indonesia, tetapi juga Grand Indonesia, pusat belanja dan rekreasi keluarga baru, yang lokasinya bertetangga dengan Plaza Indonesia, yang menggelar Midnight Sale. Pantas, Jalan MH Thamrin, di seputaran Bundaran HI selepas pukul 21.00 masih padat. Dari Midnight Sale selama dua pekan terakhir ini, saya mengambil kesimpulan betapa orang Indonesia “haus” berbelanja. Pantas saja selama ini banyak yang mencari produk berkelas berharga murah di Singapura.
Hari Minggu (29/6) sore, Jakarta Great Sale resmi dibuka Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di atrium pusat belanja dan rekreasi keluarga baru, Pacific Place di kawasan superblok SCBD, Jakarta. Dalam acara yang menonjolkan seni dan budaya Betawi itu, hadir pemilik Pacific Place (termasuk apartemen dan Hotel The Ritz-Carlton) adalah Sugianto Kusuma alias Aguan dan Tan Kian. Asal tahu saja, Pacific Place dibangun dengan nilai investasi sekitar 500 juta USD.
Pak Fauzi kemudian bilang bahwa Jakarta Great Sale akan dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menyaingi Great Singapore Sale, Malaysia Mega Sale ataupun Hongkong Great Sale. Saya sependapat dengan pernyataan Pak Gubernur.
Saya pernah mendapat tugas meliput Great Singapore Sale (GSS) beberapa tahun lalu. GSS dikemas sedemikian rupa. Singapore Tourism Board atau STB memadukan semua pihak sehingga event GSS menjadi atraktif. Jadi tidak sekadar mengajak wisatawan asing berbelanja, tetapi juga mengajak mencicipi kuliner dalam Singapore Food Festival dan mengajak menonton acara seni budaya dalam Singapore Art Festival, yang waktunya disesuaikan dengan waktu pernyelenggaraan GSS, yang biasanya digelar sejak Mei hingga Juli.
Ketika wartawan Indonesia termasuk saya diajak ke Safari Night di Singapura, saya pun bertanya-tanya, apa bagusnya ya Safari Night di sana. Menurut saya, Taman Safari Indonesia milik Pak Frans Manangsang lebih bagus kok, lebih lengkap koleksi satwanya. Ternyata Singapura jago “menjual”. Promosi mereka gencar, sehingga kata-kata lebih indah dari faktanya.

Lalu wartawan Indonesia diajak ke lokasi spa. Waktu saya bilang sama “guide” STB bahwa spa di Indonesia lebih bagus dibandingkan spa di negeri itu. Petugas STB bilang spa itu berasal dari Thailand. Saya bilang lagi, wah kalau di Indonesia, spa-spa dengan aroma khas di Jawa Tengah dan Yogyakarta masih yang terbaik. Tetapi saya akui bahwa pengorganisasian dan promosi GSS oleh STB memang luar biasa. “Marketing” Singapura oke punya.

Tadi saya sempat ngobrol dengan Vice President Luxury Shopping Mall PT Pacific Place Indonesia Dianne Pearce. Dia bilang Singapura mampu merealisasikan itu dalam waktu 15-20 tahun. Dianne yakin Jakarta Great Sale pun punya potensi menyaingi GSS asal semua pihak bersinergi dengan dukungan pemerintah. Infrastruktur transportasi juga perlu diperhatikan karena masalah kemacetan lalu lintas merupakan persoalan tersendiri.
Menunggu MRT Lebak Bulus-Dukuh Atas selesai dan beroperasi tahun 2014, wah terlalu lama. Busway? Belum menjangkau semua wilayah, termasuk kawasan SCBD. Menurut Dianne, perlu terobosan lain misalnya monorel yang menghubungkan mal satu dengan yang lainnya. Dan ini akan lebih mengundang banyak wisatawan asing datang ke Jakarta.
JGS mendatang lebih baik?
Pak Fauzi Bowo pernah menjabat Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta tahun 1990-an. Karena itu tentu kita berharap “sentuhan” Pak Fauzi Bowo dalam JGS mendatang membuat JGS makin lebih baik.
Kualitas mal-mal di Jakarta tidak kalah dari mal di Singapura. Bahkan Grand Indonesia (milik Grup Djarum dan Grup Wings) dan Pacific Place (milik Sugianto Kusuma dan Tan Kian) dapat disebut pusat perbelanjaan modern dengan segmen pasar kelas menengah dan menengah atas. Senayan City pun demikian. Gerai waralaba dan produk yang dijual, tak jauh beda dengan di Singapura, Malaysia, Hongkong dan lainnya.
Cobalah Anda datang ke mal-mal baru itu. Susah cari parkir dan selalu penuh. Jarang ada mal di Jakarta yang lahan parkirnya lengang. Mungkin berapa pun mal baru yang dibangun, akan selalu ramai, terutama mal-mal middle-up. Mungkin ini pertanda kelas menengah Indonesia terus tumbuh berkembang. Mungkin ini juga pertanda ekonomi kota ini terus menggeliat, meski tingkat inflasi masih tinggi.
Bukan hanya mal baru yang ramai, tetapi juga pusat-pusat belanja yang sudah lama berdiri juga masih ramai. Plaza Senayan, Pondok Indah Mal, Mal Taman Anggrek, Mal Ciputra, Mal Kelapa Gading dan sebagainya. Di pinggiran Jakarta, di daerah perumahan yang sedang berkembang ada Summarecon Mal Serpong dan Supermal Karawaci, juga Cibubur Junction.
Nah, kembali ke soal Jakarta Great Sale. Saya sempat tanyakan kepada Pak Benjamin Mailool (CEO dan Presiden PT Matahari Putra Prima Tbk), Ketua Pelaksana JGS 2008 dan Surjadi Sasmita (Presiden PT Indonesia Wacoal), Sekretaris Pelaksana JGS, mengapa JGS kurang promosi. Mereka bilang karena persiapannya hanya satu bulan. Tetapi, mereka katakan bahwa JGS tahun-tahun mendatang, akan lebih baik.
Aneh jika misalnya JGS tak punya anggaran promosi dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Pak Arie Budhiman, Kepala Dinas Pariwisata bilang, dia pun belum lama menjabat sehingga persiapan pun kurang. Tapi JGS mendatang, Pak Arie bilang anggaran promosi pasti ada.

Lha, siapa yang mau datang, jika tak ada promosi tentang JGS? Sebagus apa pun produk, tapi kalau tidak diinformasikan, ya akan sedikit yang datang, kata Pak Fauzi.
Saya sempat ngobrol dengan Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi. Pak Budi bilang kalau saja JGS dipadukan dengan paket hotel, penerbangan, agen perjalanan, dan pusat rekreasi keluarga seperti Ancol, tentu hasilnya akan lebih maksimal.
Peran pemerintah menjadi fasilitator menjadi sangat penting karena biasanya masing-masing asosiasi lebih sering menonjolkan ego sendiri daripada bersinergi. Nah Pak Mara Oloan Siregar, Asisten Perekonomian DKI Jakarta mengatakan ke depan, pihaknya akan menjadi fasilitator agar JGS dikerjakan dengan sinergi antar-asosiasi.
Kita tunggu realisasinya, Pak!

FOTO DIBLOG INI FOTO GUBERNUR DKI JAKARTA FAUZI BOWO SAAT BERBELANJA DI “M” PACIFIC PLACE, MINGGU 29 JUNI 2008 USAI MERESMIKAN JAKARTA GREAT SALE. FOTO OLEH R ADHI KUSUMAPUTRA/KOMPAS

Ancol dan BNI Luncurkan Atraksi "Police Academy"

Pengantar
Bagi Anda yang ingin mengisi liburan panjang, silakan datang ke Ancol. Ada atraksi baru dari Italia. Tiga pemainnya menjadi pemain “stunt” film terbaru James Bond yang disyuting di Roma, Italia. Keren kan?
Saya berkesempatan berfoto bersama sejumlah pemain “stunt” Police Academy usai “show” di Ancol, Senin (19/5) malam. (Thanks to Mbak Metty, Manajer Promosi TIJA yang mengabadikan foto di sebelah kanan ini).

KOMPAS
Senin, 19 Mei 2008
Halaman 25 Metropolitan

Ancol dan BNI Luncurkan Atraksi “Police Academy”

JAKARTA, KOMPAS – Sebuah atraksi rekreasi baru bernama ”Police Academy” diluncurkan oleh Taman Impian Jaya Ancol yang bekerja sama dengan BNI, Minggu (18/5).

”Police Academy” merupakan atraksi spektakuler berkonsep stunt show dari Italia, digelar di Pantai Karnaval selama tiga bulan, hingga 20 Agustus.
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi dan Direktur Consumer BNI Darwin Suzandi mengungkapkan hal ini kepada pers saat meluncurkan atraksi ”Police Academy” di Kafe Segarra, kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu kemarin.

Direktur pertunjukan ”Police Academy”, Danilo Zaccaria, mengungkapkan, grup stunt ini terdiri dari 30 personel, semuanya berasal dari Italia. ”Kami baru saja syuting film terbaru James Bond,” kata Danilo.

Budi Karya mengatakan, ”Police Academy” merupakan nilai tambah bagi pengunjung Ancol, terutama pada masa liburan panjang Juni-Agustus mendatang.
Investasi bisnis pertunjukan ”Police Academy” ini mencapai Rp 14 miliar, sebagian besar ditanggung Bank BNI. Menurut Darwin, Bank BNI mendapat hak promo dan atraksi ini menjadi nilai tambah bagi nasabah bank itu. Jumlah pengunjung ditargetkan 1,5 juta selama tiga bulan.


Budi menjelaskan, sekolah-sekolah di daerah sudah mendaftarkan diri menyaksikan atraksi ini dan jumlahnya 500.000-an orang. Budi optimistis target 1,5 juta pengunjung tercapai.

Wakil Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir menambahkan bahwa lokasi atraksi itu seluas 1 hektar, berkapasitas 4.000 orang. Selama musim liburan, pertunjukan digelar 4-6 kali sehari, dengan harga tiket bervariasi, Rp 40.000- Rp 100.000 per orang. (KSP)


FOTO di blog ini, foto atas oleh Metty J Harahap (Manajer Promosi TIJA) dan foto bawah adegan stunt Academy Police di Ancol oleh R Adhi Kusumaputra/Kompas

Kolom Blog Adhi Ksp: Taman Impian Jaya Ancol, "Disneyland" Indonesia di Jakarta

Kolom Blog Adhi Ksp

Taman Impian Jaya Ancol, “Disneyland” Indonesia di Jakarta

ANCOL. Bekas rawa-rawa di Jakarta Utara ini kini disulap menjadi taman rekreasi keluarga dengan luas 552 hektar, paling luas di kawasan Asia.

Setiap akhir pekan dan hari libur nasional, Ancol selalu ramai dikunjungi baik oleh warga Jakarta dan Bodetabek maupun dari luar kota. Aneka permainan rekreasi dan edukasi untuk keluarga, dapat dinikmati di sini.

Dilihat dari aneka permainan yang tersedia, Taman Impian Jaya Ancol (selanjutnya disebut Ancol) dapat dikategorikan sebagai Disneyland. Bedanya, Ancol yang menamakan diri sebagai Jakarta Baycity ini tidak memiliki ikon tokoh-tokoh Disneyland. Tapi punya ikon khusus seperti misalnya Dufan dan Dufi yang sering menyapa anak-anak yang mengunjungi kawasan Dunia Fantasi.

Di Ancol, pengunjung dapat menikmati Gelanggang Samudra di mana ada atraksi lumba-lumba, singa laut, kuda nil, paus putih, yang pandai berhitung dan melakukan aksi sesuai perintah pelatih. Ada juga Gelanggang Renang Atlantis yang masih terbesar di Asia Tenggara (meskipun mulai ada saingan seperti misalnya Ocean Park Water Adventure di BSD City, Serpong, Tangerang).

Selain itu, primadona Ancol adalah Dunia Fantasi. Aneka permainan yang memacu adrenaline membuat pengunjung Ancol memiliki kenangan tak terlupakan. Salah satu yang terbaru adalah permainan Tornado, di mana pengunjung dikocok-kocok, dibolak-balik. Istana Boneka dan Balada Kera sejak dulu menjadi primadona anak-anak. Pengunjung dapat pula menikmati pemandangan dari udara melalui Gondola.

Menurut Corporate Communication Manager PT Pembangunan Jaya Ancol Sofia Cakti, tahun ini juga Ancol akan menambah wahana baru yaitu Police Academy di mana terdapat adegan stuntman yang mendebarkan. Informasi selanjutnya dapat diklik di http://www.ancol.com/.
Selain itu, datang ke Ancol bukan hanya sekadar menikmati permainan rekreasi keluarga. Di sini terdapat restoran berkelas yang sangat ramai dikunjungi mulai dari Bandar Djakarta (restoran seafood), Backstage, Segara (kafe dan restoran western, internasional) dan Jimbaran (khas Bali).
Kita juga dapat menginap di Putri Duyung Cottage, resor di tepi pantai Ancol. Harga per malam berkisar Rp 1 jutaan, termasuk sarapan pagi. Kita dapat menikmati fasilitas bersepeda di kawasan nan hijau, naik sepeda air dan beberapa lainnya.
Mereka yang datang ke Ancol juga dapat menikmati bermain golf karena di sini tersedia lapangan golf. Jadi memang semuanya lengkap. Ancol betul-betul pusat rekreasi keluarga.

Tahun 2007, Ancol meraup pendapatan Rp 500 miliar dari 13 juta pengunjung dan pendapatan makanan dan pintu masuk. Tahun 2008 ini, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi menargetkan jumlah pengunjung bertambah menjadi 14 juta pengunjung. Budi yang juga alumnus SMA Xaverius I Palembang ini, mengatakan pada tahun 2008 ini Ancol memperhatikan wisatawan mancanegara.

Berita tentang rencana Ancol membidik wisman negara jiran ini, dimuat di Kompas Senin 5 Mei 2008, halaman Metropolitan
PARIWISATA

JAKARTA, KOMPAS – Pusat Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol atau TIJA tahun 2008 ini membidik wisatawan mancanegara dari kawasan Asia Tenggara. Target wisman yang dibidik sebesar 3 persen dari total target pengunjung TIJA sebanyak 14 juta orang.

Demikian dikatakan Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya S, Minggu (4/5) siang, di sela-sela peluncuran Rumah Pintar di Gelanggang Samudra Ancol, Jakarta Utara. Acara itu juga dihadiri Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal.
Pihaknya kini tengah mempresentasikan keunggulan pusat rekreasi keluarga ke mitra usaha wisata di Malaysia dan Singapura. Di sisi lain, manajemen mengundang wartawan negeri jiran berkunjung ke Ancol.
”Kami juga agresif menarik mereka datang ke Ancol dengan menawarkan berbagai paket murah ke wisatawan mancanegara. Paket itu mulai dari kunjungan ke berbagai pusat wisata di Ancol, bermain golf, serta wisata kuliner. Bahkan untuk membuat lebih menarik, kita gabungkan juga wisata belanja di pusat perbelanjaan di Jakarta,” kata Budi.
Tahun 2007, Ancol dikunjungi 13 juta orang dengan pendapatan Rp 500 miliar. Tahun ini Ancol menargetkan 14 juta pengunjung. Pihaknya selama ini belum serius menggarap wisatawan asing.
Saat ini, Ancol mengembangkan wisata budaya di Pasar Seni setiap Sabtu malam dan Minggu malam. ”Di sana digelar aneka tarian tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia. Ke depan, kami akan mengemasnya dengan acara dinner. Dengan demikian, wisatawan asing dapat makan malam sambil menikmati aneka budaya Indonesia di Pasar Seni,” ujar Budi.
Rumah pintar
Di tempat yang sama, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meresmikan wahana baru yang diberi nama Rumah Pintar di Gelanggang Samudra Ancol. Di rumah berkapasitas 50 orang yang dibuka pukul 09.00-16.00 itu, pengunjung dapat menikmati cerita dengan beragam tema tentang dunia laut. Pada jam tertentu ada permainan edukasi dan pemutaran film dokumenter.
Rumah Pintar ini kerja sama dengan Solidaritas Istri Kabinet Bersatu yang dipimpin Ny Murniati Widodo AS. ”Rumah Pintar ini sarana mengajak anak untuk tidak hanya berekreasi, tetapi juga edukasi,” kata Fauzi. (KSP)