Pengantar
Konflik sosial di Sambas telah menimbulkan penderitaan berkepanjangan bagi korban yang tidak berdosa. Puluhan ribu orang diungsikan ke Pontianak dengan suasana di pengungsian yang memprihatinkan. Jangan pernah terjadi lagi peristiwa kelam ini! (KSP)
KOMPAS
Sabtu, 10 Apr 1999
Halaman: 15
Penulis: KSP/JAN
PENGUNGSI DIPINDAH KE PONTIANAK
Singkawang, Kompas
Situasi Kota Singkawang, ibu kota Kabupaten Sambas (Kalbar),
Jumat (9/4) berangsur-angsur pulih. Sementara di luar kota, dari
Selakau hingga Pemangkat, situasi masih mencekam. Massa bersenjata
tajam dan senjata api rakitan masih berjaga-jaga di sudut jalan, dan
meminta sumbangan uang untuk rekan mereka yang tewas tertembak dua
hari lalu.
Di beberapa ruas jalan antara Selakau dan Pemangkat dibuat
barikade dari drum, meja dan gerobak yang ditaruh di tengah jalan,
untuk menghambat kendaraan yang melintas di sana. “Kami berjaga-jaga
karena ada isu serangan balik ke daerah Pemangkat,” kata seorang dari
mereka yang membawa senjata tajam sehingga seperti orang siap
berperang.
Di pusat kota kecamatan Pemangkat sendiri, aktivitas ekonomi
berjalan normal. Namun bendera setengah tiang masih berkibar di rumah
dan toko setempat. Di sebuah sudut jalan, ada tripleks bertuliskan,
“Bebaskan Teman-teman Kami yang Ditahan”.
Kapolres Sambas, Letkol (Pol) M Nurdin mengatakan, aparat keamanan
berupaya mengevakuasi 4.949 warga Madura yang kini mengungsi di Markas
Kompi “A” Batalyon Infantri 641/Beruang di kota kecamatan Sambas.
Menurut rencana, mereka akan dipindahkan ke Kota Singkawang dan
Pontianak dengan 25 truk. Namun di rute yang akan dilalui, terdapat
massa yang melakukan pencegatan di sejumlah ruas jalan di daerah
Selakau dan Pemangkat. Nurdin menegaskan, pasukan keamanan pasti
bertindak tegas jika iringan evakuasi dihadang massa.
Menurut catatan Posko Pemda Sambas, hingga Jumat jumlah warga
Madura yang mengungsi dan ditampung di tujuh lokasi di Sambas tercatat
9.077 orang, yaitu di markas Kompi “A” Yonif 641 Beruang Sambas (4.949
orang), markas Koramil Singkawang (261), markas Secata “B”
Pasirpanjang (2.622), markas PMI Singkawang (20), markas Kompi “B”
Yonif 641 Pemangkat (32), barak Tanjunggondol Pemangkat (193), barak
Bongmakong (1.000).
Bupati Sambas, Tarya Aryanto, kemarin mengadakan pertemuan dengan
sejumlah tokoh Melayu Sambas di Singkawang. Mulai hari itu 20 tokoh
Melayu Sambas dipimpin Ketua DPRD Kalbar, Muchallie Taufiek, mengadakan dialog keliling dengan masyarakat Melayu di daerah kantung konflik di
Kabupaten Sambas, mulai dari Kecamatan Sungairaya, Selakau, Pemangkat,
Tebas, Jawai, Sambas, hingga Kota Singkawang (yaitu Kecamatan Pasiran,
Roban, dan Kecamatan Tujuhbelas). Tujuannya mengajak warga agar
menghentikan pertikaian dan tidak lagi melakukan tindakan anarkis.
Akibat kerusuhan di Singkawang, suasana Kota Pontianak dan kawasan
sekitarnya terasa tak nyaman. Malam hari kaum lelaki melakukan ronda.
Dan sejak hari Kamis malam, semua diskotek dan karaoke di Pontianak
ditutup. Tempat hiburan itu dinilai sangat potensial menjadi memicu
pertikaian antarkelompok masyarakat. “Suasana kota ini masih rawan
sehingga perlu diredakan,” kata Kapolresta Pontianak Letkol (Pol)
Manahan Daulay. (ksp/jan)